Pernahkah mengalami rasa kecewa yang berat atau sakit hati dengan saudara kandung? Jika jawabannya ya, apa yang dilakukan untuk menghadapi perasaan tersebut? Menjauhinya, memusuhinya, membencinya, memfitnahnya? Menceritakan segala keburukannya kepada orang lain, dengan tujuan agar mendapatkan banyak simpati dan mendapatkan ketenangan karena banyak yang mendukung untuk memusuhi saudara kandung itu. Apakah ini yang sering dilakukan dan apakah tindakan ini benar? Apakah ini sesuai dengan hati nurani? Apakah bisa tidur nyenyak dengan menyadari saudara kandung tersebut tidak lagi menjadi tempat berkeluh kesah, bermanja-manjaan, seolah-olah lupa kalau dulu ketika kecil dialah teman bermain bersama dan lain sebagainya. Kira kira berapa lama lagi harus hidup di dalam permusuhan dengan saudara kandung itu? Bacaan Kitab Suci Kej. 32:9-21 mengisahkan percekcokan dua saudara kandung yakni Esau dan Yakub. Hubungan persaudaraan antara Esau dan Yakub adalah hubungan yang sempat...
"Pendidikan Agama Katolik menekankan pada pengembangan pribadi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga berbudi pekerti luhur, penuh kasih, dan memiliki rasa empati terhadap sesama"