Kegagalan Itu Bisa Diperbaiki (I Timotius 1: 12 -17, 18-20)

Nasi Sudah Menjadi Bubur, ungkapan ini mengacu pada peristiwa buruk yang terlanjur terjadi dan dianggap tidak mungkin diperbaiki lagi. Pelaku atau korban yang mengalami hal tersebut hanya bisa menyesalinya. Pertanyaannya apakah memang benar sudah tidak bisa di apa-apakan lagi?  Bagaimana jika bubur itu kita tambahkan dengan kuah kaldu, suwiran daging ayam, irisan telur dadar, taburan bawang goreng dan kerupuk, maka jadilah bubur ayam yang sedap.

Begitulah kira-kira kehidupan kita di mata Tuhan. Bagi orang lain, kita mungkin dipandang tidak berguna seperti barang rusak atau rongsokan atau lain sebagainya tetapi bagi Tuhan setiap orang bisa dipakai atau diubah-Nya menjadi senjata Kebenaran-Nya yang cakap. Jika demikian apa yang mesti kita lakukan terhadap Kasih Tuhan atas hidup kita?  

Dalam bacaan saat ini, kita bisa melihat bahwa ada ungkapan syukur yang diungkapkan oleh rasul Paulus kepada Tuhan Yesus Kristus karena ia menyadari bahwa dirinya dahulu tanpa pengenalan yang benar adalah seorang yang sangat jahat dan membenci para pengikut Kristus (1 Tim 1:13a). Ia sadar bahwa dirinya adalah orang yang paling berdosa (1 Tim 1:15c, 16b). 

gambar ilustrasi dari pixabay.com

Namun Allah telah berbelas-kasihan kepadanya dan melimpahkan anugerah keselamatan yang besar bagi Paulus (1 Tim 1:13, 14, 16). Allah juga mempercayakan pelayanan kepada Paulus dan memberikan kekuatan kepadanya untuk melakukan pelayanan itu. Tuhan mengenal Paulus dan tahu tantangan yang akan ia hadapi ke depan. 

Tetapi, Tuhan yakin bahwa Paulus dapat bertahan dan menyelesaikannya hingga akhir. Allah juga menjadikan Paulus sebagai contoh bagi orang-orang lain untuk percaya kepada Kristus (1 Tim 1:16c). Kesadaran diri Paulus akan anugerah dan kepercayaan yang Allah berikan kepadanya membuat Paulus sangat menghormati dan memuliakan Allah (1 Tim 1:17). 

Kehidupannya berdampak bagi orang lain. Kerinduan dan gairah pelayanan Paulus dibagikan kepada anak rohaninya Timotius dengan harapan agar Timotius berjuang dalam pelayanan dengan iman dan hati nurani yang murni (1 Tim 1:18) sehingga ia mampu menghadapi para penyesat (1 Tim 1:19-20).

Hal-hal apa saja yang bisa kita perlu lakukan berdasarkan  bacaan kita saat ini,  antara lain:

Pertama,   Mengucap syukur kepada Tuhan adalah hal utama yang perlu kita lakukan didalam kehidupan ini karena Tuhan telah melakukan banyak hal serta memberkati kita dengan segala potensi serta kemampuan kita masing- masing. 

Ungkapan syukur yang sungguh  harus datang dari dalam hati kita karena Tuhan sangat mengenal setiap kita, Ia tahu isi hati, pikiran dan segala tindakan kita, Ia tahu apakah kita benar-benar setia atau tidak, Ia juga tahu apakah kita sungguh-sungguh melayani-Nya atau tidak. 

Kedua, semua orang memiliki masa lalu bahkan ada yang di mata manusia sudah tidak mungkin lagi bisa berubah karena ada begitu banyak kesalahan serta kecemaran yang dilakukan. Tetapi siapa didunia ini yang tidak berdosa? Tak ada seorangpun. Menyesal itu wajar saja sebagai proses alamiah dari seorang manusia tetapi janganlah kita  berlama-lama menyesali masa lalu kita. 

Hendaklah kita bangkit dan mulai berjalan kembali  karena kita perlu menyadari dan mempercayai bahwa Tuhan sanggup merubah buruknya masa lalu kita dan menjadikan kita kembali menjadi ciptaan yang baru ( bdk. 2 Kor. 5 : 17) “Jadi siapa yang ada didalam Kristus , ia adalah ciptaan baru, yang lama sudah berlalu sesungguhnya yang baru sudah datang”.  

Ketiga, Ketika kita telah menyesal dan berubah, kita patut memberikan kesaksian atas segala karya Tuhan dalam hidup kita yang sadar atau tidak kita sadari bisa menjadi contoh bagi kehidupan orang lain disekitar kita.  

Anugerah Allah yang dialami oleh Paulus telah mengubah kehidupannya. Ia yang dahulu hidup dalam perbudakan dosa, membenci Tuhan Yesus Kristus dan pengikut-Nya, diubah menjadi rasul yang paling radikal dalam mewartakan Injil Kristus bahkan dipakai Tuhan untuk menyatakan firman-Nya dalam bentuk 12 surat dalam perjanjian baru. 

Hal ini menunjukkan bahwa ditangan Tuhan tidak ada kegagalan yang tidak bisa diperbaiki. Jadi  tidak ada kata terlambat bagi siapapun untuk menerima anugerah Allah yang mengubah untuk itu bagi setiap orang yang telah mengalami anugerah itu, jangan berdiam diri! Layanilah Tuhan dengan sepenuh hati dan jadilah berkat bagi orang lain. 

*)Penulis: Herneta Maria Maghu, S.Pd
Staf Pengajar di SMA PGRI Waingapu

Belum ada Komentar untuk "Kegagalan Itu Bisa Diperbaiki (I Timotius 1: 12 -17, 18-20)"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel